dkonten.com, Pengembangan diri – Dina adalah seorang pekerja di bidang pemasaran di sebuah perusahaan teknologi. Setiap hari, tugasnya melibatkan kampanye iklan, strategi pemasaran digital, dan merancang konten promosi yang kreatif. Seperti kebanyakan pekerja pemasaran, fokus Dina adalah menjual produk dengan cara yang efektif. Namun, meskipun pekerjaannya berjalan dengan baik, ada satu masalah yang selalu membuatnya merasa kurang maksimal: kolaborasi dengan tim desainer sering kali tidak berjalan mulus.
Setiap kali harus bekerja sama dengan tim desain, Dina merasa kesulitan dalam menyampaikan ide-idenya. Visi yang ia miliki sering tidak selaras dengan hasil akhir yang dihasilkan oleh tim kreatif. Bahasa yang ia gunakan sebagai pemasar dan bahasa desain yang digunakan tim kreatif tampak seperti dua hal yang berbeda. Ini menyebabkan proses revisi menjadi panjang dan melelahkan, hingga menghambat produktivitas.
Awal Mula Perjalanan Belajar UI Design
Suatu hari, saat sedang mengobrol santai dengan seorang rekan kerja, Dina menerima sebuah saran yang akhirnya mengubah cara pandangnya. Temannya menyarankan Dina untuk belajar menggunakan Figma, sebuah tools desain antarmuka (UI Design) yang populer di kalangan desainer. Awalnya, Dina ragu. “Aku bukan desainer, untuk apa belajar UI Design?” pikirnya. Belajar desain terdengar jauh dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemasar.
Namun, temannya memberi alasan yang membuat Dina berpikir ulang. “Kalau kamu bisa sedikit paham tentang UI Design, kamu akan lebih mudah menjelaskan idemu ke tim desainer. Kamu bahkan bisa terlibat lebih dalam pada proses kreatif,” kata temannya. Saran itu menggugah rasa penasaran Dina. “Mungkin tidak ada salahnya mencoba,” gumamnya dalam hati.
Dina pun mulai mempelajari Figma. Ia memulainya dari dasar, seperti membuat wireframe sederhana untuk sebuah aplikasi. Awalnya, Dina merasa kaku dan bingung, namun seiring waktu, ia mulai memahami cara kerja desain antarmuka. Ternyata, Figma lebih mudah digunakan daripada yang ia bayangkan. Dina, yang sebelumnya tidak pernah belajar desain, dengan cepat menguasai dasar-dasar penggunaannya.
Manfaat yang Dina Temukan dalam Belajar UI Design
Perlahan, Dina mulai memahami bahwa UI Design bukan hanya tentang tampilan yang bagus. Lebih dari itu, desain antarmuka berfokus pada bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk. Setiap elemen dalam desain memiliki tujuan yang jelas untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna. Hal ini membuat Dina semakin tertarik untuk belajar lebih dalam.
Selama beberapa minggu, Dina rajin belajar dan berlatih menggunakan Figma. Dia mulai mampu membuat sketsa sederhana dan memberikan feedback visual langsung kepada tim desain. Kolaborasinya dengan tim kreatif menjadi jauh lebih lancar dan efisien. Tidak ada lagi miskomunikasi atau kesalahpahaman yang menghambat pekerjaan. Hasilnya, revisi desain menjadi lebih cepat dan tepat sasaran.
Menghasilkan Ide Kreatif Berkat UI Design
Tidak hanya membantu komunikasi dengan tim desain, pengetahuan Dina tentang UI Design juga membukakan pintu bagi ide-ide baru. Dina mulai mampu berpikir lebih kreatif dan melihat proyek pemasaran dari sudut pandang yang berbeda. Dia tidak lagi hanya fokus pada strategi pemasaran, tapi juga memikirkan bagaimana calon pelanggan berinteraksi dengan produk secara visual.
Misalnya, ketika perusahaan merancang fitur baru untuk situs web, Dina memberikan saran penting tentang penempatan tombol CTA (Call to Action). Berdasarkan alur pengguna yang telah ia pelajari, Dina menyarankan agar tombol tersebut diposisikan di tempat yang lebih strategis untuk meningkatkan konversi. Saran Dina ternyata berhasil, dan tim desain serta developer melihat dampak positif dari masukan tersebut.
Selain itu, Dina juga mulai lebih peka terhadap bagaimana desain yang baik dapat mendukung strategi pemasaran. Ia memberikan masukan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, seperti bagaimana tata letak yang lebih user-friendly dapat meningkatkan engagement pengguna terhadap produk yang dipromosikan.
Pengakuan dari Tim dan Atasan
Tak lama kemudian, perubahan Dina pun mulai diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Mereka melihat bahwa pengetahuan baru Dina tentang UI Design membawa dampak signifikan pada efektivitas kampanye pemasaran. Desain yang lebih selaras dengan kebutuhan pengguna membuat kampanye menjadi lebih efektif dan sukses. Hasil akhirnya adalah peningkatan kepuasan pengguna terhadap produk perusahaan.
Dina merasa puas dan bangga dengan pencapaiannya. Bukan hanya karena ia berhasil meningkatkan kinerjanya, tetapi juga karena ia menemukan cara baru untuk berkontribusi lebih besar dalam tim. Skill baru ini memberinya perspektif baru dalam pekerjaannya, dan bahkan menginspirasi rekan-rekan lainnya untuk ikut belajar hal baru di luar bidang mereka.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Selain dampak positif pada pekerjaannya, Dina juga merasakan perubahan dalam dirinya. Belajar UI Design membuatnya lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan tim lain, terutama tim kreatif dan developer. Ia lebih memahami bagaimana produk dikembangkan, mulai dari konsep awal hingga hasil akhir yang siap digunakan oleh pelanggan. Dina jadi lebih paham bahwa setiap elemen kecil dalam desain, seperti penempatan tombol atau pilihan warna, memiliki pengaruh besar terhadap keseluruhan pengalaman pengguna.
Kepercayaan diri ini membuat Dina semakin aktif dalam memberikan masukan pada setiap proyek yang ia kerjakan. Dia tidak lagi hanya berpikir sebagai pemasar, tapi juga sebagai seseorang yang memahami bagaimana produk tersebut harus disajikan kepada pengguna. Pengetahuan ini membantunya mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih strategis.
Kesimpulan: Belajar UI Design Membuka Banyak Peluang
Cerita Dina adalah bukti nyata bahwa belajar sesuatu yang baru di luar zona nyaman kita dapat membawa manfaat yang besar. Dengan belajar UI Design menggunakan Figma, Dina berhasil meningkatkan kolaborasinya dengan tim desainer, memperkuat posisinya di perusahaan, dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada tim.
Di era kerja yang terus berkembang seperti sekarang, memiliki keterampilan lintas disiplin menjadi salah satu kunci untuk bertahan dan berkembang. Dina adalah contoh inspiratif bagaimana keterbukaan untuk belajar hal baru, meskipun tampak tidak relevan pada awalnya, bisa membawa dampak besar pada karier dan kinerja kita.
Jadi, jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman dan mulai belajar sesuatu yang baru. Siapa tahu, seperti Dina, keterampilan yang kita pelajari hari ini bisa membuka pintu kesuksesan yang lebih besar di masa depan.
Ingin mengikuti jejak Dina? Ingin Menjadi UI Designer? Ikuti Kelas Live Online Education Merancang Tampilan UI Menggunakan Figma di karier.mu!
Bergabunglah dalam kelas ini, di mana kamu akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang pekerjaan UI Designer, mulai dari fundamental desain hingga high fidelity design dan prototyping menggunakan Figma. Jangan lewatkan kesempatan untuk memulai karier di bidang UI Design!