dKonten.com, Pesawaran– Misi pemerintahan Dendi Ramadhona dan Marzuki dalam mewujudkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, unggul, berkarakter dan berdaya saing ternodai dengan keberadaan petugas kebersihan pasar yang hanya mendapatkan honor Rp750 ribu perbulan tanpa terlindungi dengan jaminan keselamatan kerja ataupun kesehatan.
Hal tersebut pun luput dari pengamatan pemerintah Kabupaten Pesawaran. Pasalnya, para petugas kebersihan pasar yang setiap hari bergelut dengan penyakit, kuman yang ada di dalam sampah, jauh dari kata Sejahtera.
Karena, selain hanya mendapatkan honor yang ‘minim’ serta tidak adanya jaminan kesehatan bagi dirinya dan keluarga juga dalam dua tahun terakhir, mereka tidak dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja.
“Sepatu boot gak ada, kami harus beli sendiri kalo mau punya, sudah dua tahun tidak dikasih,” kata Suhaimi salah seorang petugas kebersihan di pasar Gedongtataan, Selasa, 25 Mei 2021.
Menurut dia, jika pun sakit, dirinya dan rekannya harus mengeluarkan kocek pribadinya untuk menebus obat agar sembuh.
“Kalo sakit ya bayar sendiri, resiko sakit ya pasti ada, karena yang kami hadapi itu sampah, kami selalu diperintah agar pasar bebas dari sampah, tapi kesejahteraan dan kesehatan kami tidak diperhatikan,” kata dia.
Bahkan, kata Yesa Nobi rekan Suhaimi, pada lebaran kemarin, dirinya dan rekan sesama petigas kebersihan pasar tidak mendapatkan THR dari pemerintah.
“Gak dapet, enak yang cuma duduk duduk aja, (honor SK Bupati) mereka dapet THR (satu bulan gaji), kami yang tidak menghiraukan panas dan hujan demi kebersihan tidak dapat (THR),” kata dia.
Diketahui, di Kabupaten Pesawaran terdapat sekitar 18 petugas kebersihan yang kesemuanya hanya mendapatkan SK dari Dinas Perindag kabupaten setempat. Oleh pihak dinas mereka per bulannya hanya mendapatkan insentif sebesar Rp750 ribu tanpa adanya jaminan keselamatan kerja dan juga jaminan kesehatan jika mereka tertimpa musibah dalam menjalankan pekerjaan membantu kebersihan pasar di bumi andan jejama.
Parahnya lagi, dalam melakukan pekerjaan, peralatan kebersihan yang menjadi peralatan utama sebagai petugas kebersihan, seperti sapu, sepatu boot, helm, warepak dan peralatan kebersihan lainnya tidak dipenuhi dinas terkait.
“Kami juga butuh alat kebersihan. Seperti Alat Pelindung diri, masker, sepatu dan peralatan lainnya, masak kami harus beli sendiri,” kata dia.
Suhaimi dan rekan petugas kebersihan pasar lainnya berharap mendapat perhatian dari pemerintah daerah Pesawaran baik dari sisi kesehatan (BPJS), peralatan kebersihan hingga SK Bupati Pesawaran.
“Kalau saya sudah tiga tahun lebih, untuk gaji Rp750 ribu perbulan, gak sesuai lah, kami kerja seperti ini. Panas, hujan dan berdekatan dengan penyakit. Paling tidak kalau kami berkerja dengan SK Bupati, kami mendapat jaminan kesehatan dari BPJS,” kata dia. (**)
Bambang T