dKonten.com, Hubungan – Kadang kala dalam keluarga yang baru terbina terutama pada pasangan muda lebih memerlukan kesiapan yang lebih maksimal dalam menjalani hari-hari bersama, hal ini juga terjadi pada pasangan yang telah lama menikah, bahkan pada hubungan persaudaraan.
Penggabungan dua kebiasaan pada masing-masing keluarga tentu bukan hal yang mudah, bahkan dapat menjadi permasalahan sendiri. Belum lagi faktor-faktor lain yang lebih kompleks seperti kebudayaan atau suku yang berbeda, bahkan sampai dengan keadaan financial dapat menjadi awal mula penyebab konflik dalam rumah tangga.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan setelah mendapatkan peran dalam keluarga baru.
1. Menyesuaikan Peran Sesuai Kedudukan
Hampir sama dengan keorganisasian, keluarga juga memiliki struktur/ susunan kedudukan. Keluarga dipimpin oleh kepala keluarga yang berwenang sebagai penentu pengambilan keputusan dan memiliki tanggungjawab yang lebih besar dibandingkan anggota keluarga lain.
ini bukan berarti anggota keluarga lain tidak boleh mencampuri masalah pengambilan keputusan, justru keputusan yang baik diambil dari musyawarah bersama anggota keluarga. Ini menjadi peran penting untuk ibu rumah tangga mendampingi dalam hal pengambilan keputusan, agar tidak terjadi keputusan yang egois dari satu pihak saja.
2. Memahami Satu Sama Lain dan Berusaha Menerima Perbedaan
Tiap anggota keluarga tentu membawa sifat yang berbeda-beda satu sama lain, yang tentu dipengaruhi lingkungan sebelumnya dan bisa berdampak pada keadaan saat ini. Karakter yang sudah terbentuk kadang menjadikan adanya miskomunikasi antar anggota keluarga.
Jika tidak disikapi dengan baik maka dapat mempengaruhi keharmonisan dalam keluarga. Walau kadang masalah yang ditimbulkan hanya masalah-masalah yang sepele dan dapat cepat diselesaikan. Namun seiring waktu, hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan di dalam rumah. Pada akhirnya dapat berdampak “tidak betah dirumah” dan berujung pada masalah yang lebih besar. Untuk itu , perlu memahami karakter masing-masing dan berusaha menjadikan perbedaan-perbedaan kecil sebagai pemakluman.
3. Anti Dendam
Sering kali keegoisan dalam rumah tangga menjadi jurang utama dalam penyelesaian masalah, bahkan sampai berlarut-larut. Apalagi masalah yang timbul antar anggota keluarga, bukan dari factor eksternal. Ada pula yang sampai pada saling membalas perbuatan yang kurang baik pada anggota keluarga lain.
Hal ini akan menjadikan hubungan semakin tidak harmonis bahkan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Sifat dendam harus disingkirkan dalam kehidupan berkeluarga agar masalah yang sama tidak terulang kembali.
4. Memperbaiki Diri
Ada anggapan bahwa harus menerima orang lain apa adanya. Termasuk diri sendiri berpikir bahwa orang lain harus terima kita dengan segala kekurangan kita. Padahal untuk hal-hal yang tidak baik haruslah berusaha untuk diubah atau diperbaiki. Karena sejatinya tidak ada sifat bawaan dari lahir, yang ada adalah sifat yang terbentuk karena kebiasaan yang terekam dalam kehidupan sehari-hari dari lingkungan yang dapat mempengaruhi.(*)