Lakukan Observasi Langsung Dinas PPPA Pesawaran Siap Pulihkan Psikis Anak

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dKonten.com, Pesawaran– Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Pesawaran melakukan observasi langsung dan memberikan bantuan untuk pencegahan Covid-19 kepada anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Pesawaran, Binarti Bintang mengatakan, dampak dari daring dan kurangnya ruang gerak bermain bagi anak selama sebulan ini membuat kejenuhan bagi anak.

Hal itu juga memengaruhi psikis anak. Karenanya, Dinas PPPA Kabupaten Pesawaran melakukan observasi dan menitik tekankan beberapa program untuk pemulihan psikis anak.

“Setelah melakukan observasi, kami kedepannya memang lebih menitikberatkan pemulihan psikis kepada anak-anak yang selama ini di rumah. Karena dampak belajar di rumah yang begitu lama pasti ada faktor psikis yang menimbulkan kejenuhan bagi mereka,” kata Binarti Bintang, Kamis, 28 Mei 2020.

Setelah diamati, sejauh ini lanjutnya, sudah ada dua laporan anak yang mengalami depresi dan stres serta mengalami sedikit penurunan konsentrasi belajar. Hal ini kata Bintang diduga karena dampak daring dan kurangnya ruang bermain anak.

“Sudah ada dua laporan. Mereka depresi dan sedikit ada penurunan konsentrasi seperti menginginkan segera sekolah,” kata dia.

Untuk memulihkan psikis anak, Dinas PPPA Pesawaran akan bekerja sama dengan pihak sekolah memberikan program kegiatan serta edukasi untuk meningkatkan keceriaan dan mengembalikan semangat anak.

“Ketika sudah mulai masuk sekolah kami akan memberikan edukasi dan program kegiatan seperti cerdas cermat, outbond dan kami ingin pihak sekolah terutama guru memberikan cerita dongeng kepada anak kecil supaya kembali menyemangati diri anak dan mengembalikan kegembiraan keceriaan mereka,” kata dia.

Selain itu, Binarti Bintang menyampaikan, bahwa Dinas PPPA juga akan lebih memperhatikan kesehatan perempuan, karena kesehatan perempuan terutama para ibu merupakan inti dari keluarga.

BACA JUGA  M Nasir : APBD Perubahan Harus Tepat Sasaran

Untuk itu ia menghimbau agar tetap menjaga stamina dan menjaga lingkungan supaya distancing sosial yang diterapkan di rumah ada manfaatnya.

“Kami juga membagikan cairan disinfektan, buku tulis, masker dan selebaran berisikan edukasi kepada para perempuan, khususnya ibu untuk anak mereka.”

“Kami mengajak para ibu melakukan gerakan fisik untuk mengembalikan stamina, bila perlu buatkan jadwal dan upayakan kegiatan di rumah itu tidak membosankan. Apakah berkebun, kemudian diajak juga anak dengan pekerjaan-pekerjaan ringan misalnya menyapu dan menjaga kebersihan, intinya isilah kegiatan-kegiatan di rumah itu dengan kegiatan yang positif,” kata dia.

Buka Call Center

Selain itu, untuk mengantisipasi adanya kejahatan terhadap anak, pihaknya mengaku telah membuka Call Center pengaduan bagi korban anak dan perempuan terhadap aksi kekerasan.

“Saat ini anak-anak sangat rentan untuk mendapatkan aksi kejahatan seperti pornografi, porno aksi, trafficking, pernikahan usia anak serta paham radikalisme yang bisa mengancam siapa dan kapan saja,” kata dia.

Menurutnya, partisipasi aktif orang tua dan pihak sekolah sangat menentukan masa depan anak. Peran serta orang tua dan guru di sekolah dalam mengawasi dan memperhatikan tingkah laku anak sangat membantu dalam mendeteksi adanya hal-hal yang negatif yang bisa mengancam.

“Oleh sebab itu, kami membuka layanan pengaduan Call dan SMS Center dengan nomor 08127942505,” kata dia.

Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa melaporkan kepada aparat penegak hukum jika menjadi korban kekerasan.

“Saya juga menghimbau terhadap siswa untuk jangan takut menghubungi aparat desa atau melapor ke kepolisian terdekat bila mengalami ataupun mengetahui tindak  kekerasan,” kata dia.

Disisi lain ia pun menerangkan bahwa, orang tua juga dituntut untuk mengantisipasi perkembangan zaman saat ini.

BACA JUGA  Bupati Dendi Apresiasi Kegiatan Donor Darah PSMTI Pesawaran

“Sekarang ini bahaya yang juga perlu di waspadai anak-anak  di antaranya kecanduan game atau gawai. Bermain game tanpa batasan waktu akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak menjadi malas, acuh terhadap lingkungan sekitar, malas belajar dan prestasi menurun,” kata dia. (**)

Bambang T

Share.

About Author

Comments are closed.