dkonten.com, Digital – Dunia kita sekarang ini benar-benar sedang berubah drastis. Mungkin ada diantara kita yang bertanya-tanya, bagaimana cara mempersiapkan diri untuk sukses dalam “normal” yang baru ini?
Ada banyak hal yang belum diketahui tentang seperti apa dunia pasca pandemi Covid-19, tetapi satu hal yang pasti, kehidupan tidak akan sepenuhnya kembali seperti dulu sebelum pandemi melanda. Tapi, itu tidak harus sepenuhnya menjadi hal yang buruk, kita harus berusaha mencari peluang dan menyikapi segala sesuatunya dengan bijak.
Ketika dunia mengalami perubahan, peluang kerja baru juga mulai bermunculan. Kira-kira apa yang dapat kita lakukan agar bisa menjadi kandidat kuat untuk terjun dalam dunia kerja yang akan semakin kompetitif? Sebuah laporan oleh Deloitte Access Economics menyatakan: 2/3 dari semua pekerjaan pada tahun 2030 akan terdiri dari pekerjaan soft-skill yang intensif. Jadi, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan ini adalah kuncinya.
Dilansir dari gemahati.com berikut ini beberapa Kemampuan yang harus terus diasah agar kita dapat tetap bertahan, bahkan mencapai kesuksesan, baik selama masa pandemi maupun setelahnya.
1. Kepemimpinan
Tidak hanya seorang pemilik perusahaan atau manajer yang perlu memiliki kemampuan dalam hal kepimpinan. Siapapun perlu memiliki kemampuan ini, terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang. Pasalnya, semua orang saat ini sedang berusaha menyesuaikan diri dan perlu menggali banyak ide, gagasan, pilihan keputusan, bahkan inovasi agar tim atau usaha yang sedang dibangun mampu beradaptasi dengan situasi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kemampuan memimpin akan sangat dibutuhkan untuk mengarahkan semua hal tersebut.
Memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik tidak hanya tentang mengawasi atau mengelola orang lain. Sebaliknya, ini tentang mengusahakan komunikasi berbagai strategi dan visi kita, sambil mendorong orang lain dan menerima masukan/feedback dari rekan kerja dan atasan. Menjadi sadar diri, dan membuat diri kita bertanggung jawab, adalah hal sangat penting untuk dikembangkan untuk menghadapi masa-masa sulit seperti sekarang ini.
Selain tentang mengawasi dan mengelola orang lain, kepemimpinan juga tentang bagaimana mengkomunikasikan strategi, ide, ataupun visi yang ada dalam pikiran kita. Berkaitan dengan proses ini, kemampuan kepemimpinan juga akan mempengaruhi sikap dan mental kita dalam mengelola pendapat, masukan, atau bahkan penolakan dari pihak lain, baik itu dari rekan kerja atau atasan kita. Tanpa kemampuan kemimpinan yang baik, kita akan cenderung mudah merasa buruk saat menerima masukan atau bahkan penolakan. Dan jika tidak kita atasi segera, dampaknya bisa jadi kurang baik.
2. Kemampuan Kolaborasi
Dimulai dengan kemampuan memimpin diri kita sendiri dalam menghadapi perubahan, kita juga perlu meningkatkan kemampuan penting lainnya, yaitu kemampuan kita untuk berkolaborasi. Kenapa ini juga perlu kita perhatikan?
Kemampuan ini berperan dalam membangun sesuatu yang besar. Pada dasarnya, dalam membangun atau melakukan hal yang besar, kita akan selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam situasi yang dipenuhi dengan berbagai batasan seperti sekarang ini, kita sangat perlu untuk mengutamakan dan mengasah kemampuan komunikasi yang bersifat pro-aktif.
Pada saat WFH seperti sekarang ini, resiko yang muncul adalah hilangnya kesempatan sosialisasi secara langsung antar pelaku bisnis untuk membangun kerjasama, saling mengenal, dan sebagainya. Maka, Kita dituntut untuk mampu berinisiatif. Tahu kapan waktunya, dan bagaimana caranya untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, isu atau bahkan visi. Jangan sampai, kita hanya menunggu untuk ditunjuk, atau bahkan sengaja tidak bergerak, karena merasa tidak diawasi oleh manajer atau atasan kita. Dengan bertumbuhnya kemampuan ini, tentunya kita akan semakin dekat dengan peluang, jaringan, bahkan rejeki yang lebih besar.
3. Kecerdasan Emosional & Kemampuan Komunikasi
Komunikasi dan kecerdasan emosional ternyata tetap berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi dan peradaban baru yang dipicu oleh pandemi. Kebutuhan akan hubungan dan pemahaman manusia yang tulus dalam setiap peran pekerjaan masih akan terus dibutuhkan. Selain itu, kemampuan ini juga sangat erat hubungannya dalam pembentukan kemampuan kepemimpian dan kolaborasi.
Memiliki kecerdasan emosional yang baik, berarti memiliki kemampuan untuk menyadari dan menunjukkan empati terhadap orang atau situasi yang kita hadapi. Kontrol emosi terhadap perilaku orang lain adalah hal yang sangat penting, terutama ketika ada ketidak-nyamanan. Di sinilah, keterampilan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan. Apalagi karena banyak dari kita yang harus menyesuaikan diri untuk bekerja dari rumah, kemampuan komunikasi online adalah suatu keharusan untuk memperkuat kepercayaan dan meningkatkan produktifitas. Contoh komunikasi online yang dimaksud adalahi: menulis email, memberi penjelasan, tanggapan, atau pertanyaan melalui pertemuan virtual, dan sebagainya.
4. Kemampuan Berpikir kritis
Data yang diterbitkan oleh Society for Human Resource Management (SHRM) menemukan bahwa 37% pengusaha menganggap bahwa pemecahan masalah dan pemikiran kritis termasuk dalam jajaran soft skill yang sangat perlu ditingkatkan untuk menghadapi situasi normal yang baru ini.
Di era di mana kita harus terus menerus belajar menyaring dan menelaah berita palsu dan data yang variatif (bahkan kadang ambigu), sangat penting bagi kita untuk dapat berpikir jernih dan rasional saat kita mengevaluasi informasi. Kita harus belajar secara objektif membuat keputusan dan kesimpulan yang tepat dan se-akurat mungkin. Ini adalah hal yang mungkin sudah kita lakukan bahkan tanpa kita sadari, tapi teruslah mengembangkan pola ini, karena ini sangat penting dalam menghadapi dunia yang baru.
Dalam pola Berpikir kritis, kebiasaan mengajukan berbagai pertanyaan dari berbagai sudut pandang, dapat membantu kita untuk menggali informasi secara lebih mendalam. Pertanyaan seperti ini menjadi sangat penting untuk terus kita tingkatkan: “apa yang terjadi?”, “mengapa ini penting?”, “siapa yang terpengaruh?”, “dari mana informasi itu berasal?”, “bisakah saya yakin tentang sumbernya?”.
5. Fleksibilitas dan Pola Pikir “Terbuka”
Menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi adalah sesuatu yang harus kita biasakan untuk bisa menghadapi situasi seperti sekarang ini. Ketika bisnis di seluruh dunia mulai melakukan dan “melihat” perkembangan positif terhadap pola kerja dari rumah (WFH), kemungkinan cara kerja baru ini akan bertahan bahkan setelah pandemi berlalu.
Meskipun fleksibel dalam pekerjaan dulunya selaras dengan mobilitas geografis, sekarang sedikit meluas menjadi “memiliki pola pikir terbuka,” yaitu pola berpikir yang memampukan kita membuka diri terhadap perubahan dan tekanan yang sebelumnya tidak pernah kita hadapi. Tentunya “terbuka” dalam hal ini bukan berarti meninggalkan atau mengabaikan ajaran atau pegangan hidup kita. Pola berpikir terbuka yang dimaksud disini lebih merujuk kepada kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan baik di bawah tekanan dan keterbatasan komunikasi daring atau online, menyesuaikan diri dengan tenggat waktu ketat dan tak terduga, dan dalam beberapa kasus mengambil tanggung jawab tambahan.
6. Kemampuan Digital atau “Fasih ber-Teknologi”
Bahkan sebelum virus corona, kesenjangan keterampilan digital sudah banyak terjadi, tidak hanya di Indonesia, bahkan seluruh dunia. Faktanya, 82% lowongan pekerjaan sekarang ini cenderung membutuhkan keterampilan digital.
Nah, pandemi telah mempercepat kebutuhan ini. Kemampuan digital menjadi sangat mendesak untuk dikuasai. Sangat banyak kebutuhan akan keahlian digital, terutama untuk membantu bisnis agar menjadi lebih selaras dengan berbagai tuntutan konsumen yang juga mulai fasih dengan teknologi.
Dengan Revolusi Industri Keempat, para pengusaha semakin menyadari bahwa investasi tidak boleh hanya dalam lingkup teknologi. Mereka menyadari bahwa mereka juga harus berinventasi terhadap orang-orang yang memahami teknologi. Maka dari itu, jika Kita ingin tetap bisa terlibat dalam dunia kerja, setidaknya Kita harus mengembangkan keahlian kita dengan berbagai teknologi pendukung yang relevan.
Tenang, kita tidak harus mengetahui detail setiap sistem atau platform. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita dapat belajar memahami skema yang solid tentang literasi data, dan tentunya juga konsep cara kerja perangkat lunak yang relevan dengan bidang kerja kita. Akan lebih baik lagi jika kita mau belajar tentang pengelolaan data-besar (atau Big Data), Cloud, kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan lainnya. Hal ini akan membantu kita untuk berada dalam zona kerja yang lebih baik.
7. Kreativitas dan Inovasi
Meskipun kita telah melihat bahwa mesin dan teknologi digital mulai dominan mengambil peran dalam analisa dan operasional dunia bisnis, manusia masih tetap unik karena mampu berpikir di luar “kotak” atau seringkali disebut kemampuan kreatif yang mampu “out of the box”.
Kreativitas tidak hanya terkait dengan profesi kreatif yang khas seperti desain atau seni. Kreatifitas sangat penting di setiap jenis industri, bahkan dalam sektor pemerintahan sekalipun. Di tahun-tahun mendatang, setiap jenis dan entitas bisnis akan menghadapi berbagai tantangan, dan untuk bisa tetap bertahan, Kita semua harus punya kemampuan kreatif agar mampu beradaptasi dengan cepat.
8. Mulai Mendalami Digital Marketing
Satu lagi hal yang tidak kalah penting, kita perlu mulai mengenal dan mendalami apa dan bagaimana proses digital marketing bekerja. Dari mulai WFH, Home-schooling, Belanja Online, hingga konsultasi pengobatan jarak jauh, kecenderungan penggunaan platform digital meningkat secara signifikan. Semua lini profesional, baik swasta maupun pemerintah, kini menyadari betapa pentingnya interaksi, bahkan penawaran melalui media digital.
Transformasi digital ini telah menghasilkan lonjakan kebutuhan terkait pemasaran digital di berbagai bidang seperti e-commerce, pembuatan konten, pemasaran melalui media sosial, optimalisasi mesin pencari, dan sebagainya. Hal ini termasuk salah satu hal penting yang menjadi penopang bisnis di masa pandemi.
Jadi, tidak ada salahnya kita mulai mulai belajar mengenal berbagai bentuk interaksi dan pemasaran digital, agar kita tidak jauh tertinggal di belakang(*)