dKonten.com, Bandar Lampung – Barang yang telah berumur lama bahkan ratusan tahun terkadang sudah tidak dipedulikan lagi, namun berbeda dengan Christian yang memiliki hobi sekaligus memiliki galeri barang-barang antik di Jalan HOS Cokroaminoto No.10, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.
Christian menekuni hobinya tersebut sejak tahun 1980. Hal ini bermula ketika membeli kain batik yang menurutnya antik di Pasar Tengah dan terbukti ia dapat melipatgandakan keuntungan dari kain batik bermotif wayang tersebut.
“Awalnya itu saya beli kain batik motifnya wayang di Pasar tengah. Kainnya sudah jelek dan robek, tapi saya punya feeling aja, kain ini kayaknya antik dan punya nilai jualnya. Sempet diejekin dengan temen-temen kok mau beli kain begituan, tapi terbukti dulu saya beli kainnya itu Rp3500 dan ada yang minat terus saya lepas Rp35 ribu itu harga zaman dulu ya,” ujarnya ketika ditemui di galeri miliknya beberapa waktu lalu.
Melihat pengalaman pertamanya menjual kain batik langka yang mendapatkan keuntungan tersebut, minat Christian kepada barang-barang kuno semakin membara. Ia pun mulai menelusuri berbagai pelosok di daerah Lampung seperti Tanggamus, Krui hingga Lampung Barat. Datang dari rumah kerumah untuk mencari barang antik tersebut
“Semenjak dari situlah saya suka sekali ngoleksi barang antik. Saya kerumah-rumah orang untuk nyari barang antik tersebut, mulai ke Tanggamus, Krui hingga Lampung Barat saya telusuri,” ungkapnya.
Saat ini pria blasteran Palembang dan Belanda ini sudah memiliki Galeri Kunonya yang dibangun sejak dua tahun yang lalu, ditempat inilah Christian menyimpan barang-barang antik miliknya. Christian memiliki berbagai macam barang antik mulai dari barang kuno khas kerajaan Lampung, radio kuno, kain antik hingga keris kuno.
“Sudah banyak barang kuno yang saya miliki. Salah satu contohnya ya barang-barang kerajaan kuno Lampung kayak kain tapis, radio-radio, keris kuno yang umurnya 300 tahun saya juga punya. Pokoknya sudah banyak kalau sekarang,” bebernya.
Selain itu ia juga memiliki perangko-perangko yang berasal dari berbagai belahan dunia. Koleksinya khusus perangko hingga kini sudah sekitar 2 ribu perangko. Tidak hanya itu, pria yang memiliki tujuh orang anak ini memiliki siger pesisir yang berumur 100 tahun dan dihargainya sekitar Rp1 juta.
“Saya banyak tuh mengoleksi perangko dari berbagai negara mas. Ada sekitar 2 ribu perangko itu dan kalau ini Siger Pesisir usianya sudah lebih dari 100 tahun dan kalau ada yang mau saya jual Rp1 juta saja,” jelasnya.
Kain Tapis yang usianya menginjak 300 tahun lebih pun dimilikinya, namun karena kondisi ekonomi yang dihadapinya terpaksa ia melepaskan koleksi kesayangnya tersebut kepada kolektor barang antik lain.
“Iya saya ada kain tapis yang usianya 300 tahun, tapi sudah saya jual. Inilah salah satunya saya hobi mengoleksi tapi karena kondisi ekonomi, mau gak mau saya harus jual barang antik kesayangn saya kepada kolektor lain. Sebenarnya gak rela ngelepasnya itu walaupun dihargainya cukup tinggi Rp40 juta,” paparnya.
Christian juga mengklaim memiliki lukisan Basuki Abdullah dengan gambar wanita tanpa mengenakan busana, namun ia menghargainya cukup tinggi yakni sekitar Rp10 juta.
Menurutnya lukisan tersebut memiliki nilai jual tersendiri dan juga unik. “Ini saya juga ada lukisan Basuki Abdullah kalau ada yang mau saya lepas Rp10 juta ini,” terangnya.
Pria berkumis tebal ini memiliki cita-cita memiliki museum pribadi khusus untuk barang-barang kuno atau antik sehingga generasi mendatang dapat mengenal sejarah dan juga benda-benda antik untuk dapat pula memberikan edukasi.
“Harapan terbesar saya itu pengen sekali punya museum pribadi. Saya itu ingin generasi selanjutnya mengenal sejarah dan tahu langsung benda fisiknya tidak hanya teorinya. Ya salah satu media pendidikan juga kan buat mereka,” tutupnya. (*/AK)
Penulis : Aden Kuswira Wicaksana