dKonten.com, Pesawaran– Kelancaran pemilihan kepala desa serentak di 80 desa Kabupaten Pesawaran tercoreng. Sebab, salah seorang keluarga calon kepala desa Banjar Negeri Kecamatan Waylima mengalami sejumlah luka tusuk dan terpaksa dilarikan ke RSUD Pesawaran.
“Jadi pada saat penghitungan suara, saya lagi sholat Ashar. Begitu saya mau ke tempat kejadian, tau-tau ada orang rame dan meminta tolong saya nganterian dia (Korban,Red) ke rumah sakit.”
“Spontan saja mas, ranpa pikir lagi langsung saya bawa ke rumah sakit. Kalau kejadiannya seperti apa saya kurang tau,” kata Arpan salah satu warga yang turut menolong korban membawa ke RSUD Pesawaran, Senin, 21 Oktober 2019.
Terpisah, Kapolres Pesawaran AKBP Popon A.S mengatakan bahwa kejadian penusukan terhadap tim salah satu calon kades yang belakangan diketahui bernama Mursalin (55) warga Desa Banjar Manis, Kota Agung, Kabupaten Tanggamus tersebut terjadi lantaran diduga tidak terima atas kekalahan pada saat penghitungan suara sedang berlangsung.
“Sampai sore hari ini memang sudah kita pantau secara keseluruhan. Ada beberapa desa yang sudah selesai dan ada yang belum. Ada salah satu kejadian di Desa Banjar Negeri. Ada salah satu tim dari calon kades yang tidak terima kekalahannya dan memancing keributan,” kata dia.
Keributan tersebut lanjut Popon terjadi di dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun kejadian penusukan tersebut terjadi di luar TPS. Dan saat ini tim dari Polres lagi mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi serta sudah mengamankan video jalannya pilkades.
“Korban (Mursalin,Red) mengalami 3 luka tusuk dibagian perut. Dan saat ini lagi di rujuk ke RSUDAM Bandar Lampung. Untuk pelaku belum kita kantongi namanya, namun berdasarkan saksi-saksi merupakan orang sini,” kata dia.
Dijelaskan, berdasarkan hasil mapping Desa Banjar Negeri Kecamatan Waylima tidak termasuk katagori zona rawan. Pasalnya selain calon kepala desa semuanya merupakan warga Banjar Negeri juga lebih dari satu calon
“Selain mereka putra daerah sini, pilkades disini bukan head to head. Artinya lebih dari satu, dan daerah ini masuk dalam katagori damai. Ya namanya kejadian spontan, bukan kita kecolongan, tapi pristiwa ini terjadi begitu saja,” kata dia.
Untuk itu, Popon mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat khususnya yang menyelenggarakan pilkades untuk menjaga kondusifitas di desa masing-masing. Karena siapapun pemenangnya, dia akan memimpin desa tersebut. Dan jangan sampai ada keributan, yang pada akhirnya akan berurusan dengan pihak kepolisian.
“Ada jalurnya untuk menyampaikannya (keberatan) bukan hukum rimba yang berjalan. Tolong jaga kemananan dan ketertiban di desa masing-masing,” kata dia. (**)
Bambang T