dKonten.com, Batam – Segala sesuatu bisa saja terjadi dalam kehidupan manusia. Tentu, atas kehendak Allah SWT. Termasuk munculnya virus corona (Covid-19) yang sudah lebih satu tahun lamanya.
Covid-19 (coronavirus disease 2019) merupakan jenis penyakit baru yang disebabkan virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di Kota Wuhan, Cina, akhir Desember 2019. Kemudian sang corona menular antar manusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.
Banyak media menyiarkan bagaimana dahsyatnya sang Corona memutar balik semua kehidupan manusia di dunia, banyak yang sudah direncanakan secara matang buyar, tertunda dan bahkan batal karena sang corona.
Timbul pertanyaan, mengapa si Corona ini ada? Mengapa malah tambah berkembang dengan sebarannya sangat dahsyat? Mengapa belum beranjak pergi? Kapan akan kembali normal, gugus tugas covid selalu mengingatkan agar memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.
Pertanyaan dan keluhan ini sering terdengar. Bahkan banyak yang stress dan bunuh diri karena sang corona.
Dalam al-Qur’an term bencana dapat terwakili dengan beberapa istilah, yaitu bala’ yang secara bahasa dapat berarti jelas, ujian, rusak. Bencana yang diungkapkan dengan term bala’ mempunyai aksentuasi makna bahwa bencana itu merupakan bentuk ujian yang sengaja diberikan Tuhan untuk menguji manusia, agar tampak jelas keimanan.
Bala’ dapat berupa hal-hal yang menyenangkan, dapat pula tidak. Corona ini merupakan bala’ yang nyata untuk menguji kesabaran manusia. Jika manusia terus mengeluh, Allah akan memperpanjang bala. Namun jika tetap bersyukur dengan apapun bala’ (musibah) yang Allah beri, InshaAllah akan segera diakhiri dengan caraNya. Bersyukur dan menyadari bahkan ini ketentuan yang sudah di izinkan Allah.
Manusia banyak yang tidak menyadari bahwa hikmah dibalik ini sangat banyak. Hadirnya sang corona membuat perubahan pada kehidupan manusia, seperti: meningkatnya kualitas ibadah, menambah kebahagiaan keluarga karena pemerintah menerapkan Work From Home (WFH), ini membuat kebahagiaan keluarga semakin bertambah dengan waktu berkumpul sangat panjang, semakin sadar dengan kebersihan, serta sadar betapa pentingnya menerapkan pola hidup sehat.
Lantas, bagaimana dengan dunia pendidikan? Hikmah yang dirasakan sangat banyak. Misal, pola pembelajaran secara daring yang mengharuskan tenaga pendidikan putar otak dalam mencari cara yang jitu agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik, sehingga tercapai target yang sudah direncakan sesuai yang tertuang dalam silabus maupun RPP.
Disisi lain, orang tua juga mempersiapkan pendampingan anak-anak dalam belajar baik dari segi perangkat pembelajaran maupun bahan ajar yang sudah diterima dari guru. Maka, terjadi kolaborasi antar orang tua dengan guru dalam mendampinggi anak-anak belajar di masa Covid 19.
Tidak beda jauh dengan perguruan tinggi, pembelajaran semakin bervariasi dengan kampus merdeka belajar. Merdeka belajar adalah, memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi. Dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka disukai.
Kampus merdeka yang diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Ini tertuang dalam Permendikbud No.3 Tahun 2020, yang memberi hak kepada mahasiswa untuk tiga semester belajar di luar program studynya. Dengan program ini diharapkan terbukanya kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata, sesuia passion dan cita-cita.
Trilogi pendidikan menurut KI Hajar Dewantara menyatakan, pendidikan itu bersumber tiga tempat yaitu rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan demikian, kita yakini bahwa pembelajaran itu dapat terjadi dimanapun, tidak hanya di ruang kelas, namun di alam semester yang merupakan media pembelajaran.
Sekarang tinggal kita apakah bisa memanfaatkan semesta raya ini sebagai media pembelajaran yang bisa mengasah ketrampilan berpikir, berbuat dan berinovasi untuk memperkaya pengetahuan.
Universitas Batam (Uniba) dalam pembelajaran masa Covid 19 memakai metode yang diterapkan Dikti, yaitu sistem; Blended Learning, satu kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran. Misal, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran.
Blended learning juga sebagai satu kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial. Uniba menjalan sistem pembelajarn blended learning dengan segala persiapan dan kesiapan dari tenaga kependidikan (dosen) dengan kesiapan prokes yang ketat.
Universitas Batam hadir di Kepulauan Riau (Kepri) dengan 4 Fakultas yaitu; Fakultas Ekonomi, Fakulas Hukum, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik. Memiliki 21 Program Study dan juga satu-satunya yang memiliki program doktoral.
Universitas Batam terus berinovasi metode yang dipakai untuk pembelajaran, termasuk terus membenahi infrastruktur, guna menunjang lancarnya proses pembelajaran bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di Uniba sebagi tempat menimba ilmu.
Tak hanya itu, Universitas Batam hadir dengan berbagai macam program study, dan banyak memiliki program unggulan yaitu pascasarjana dan program doctoral. Selain itu Uniba juga satu-satunya universitas swasta yang memiliki Fakultas Kedokteran di kepulauan Riau. Uniba ikut serta dalam pembangunan pendidikan di Kepulauan Riau.
Bagi Uniba, corona bukanlah halangan untuk memajukan pendidikan di Kepulauan Riau. Musibah Corona tidak menyurutkan Uniba untuk terus menerus melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan segala bidang.
Orang bijak mengatakan; jauhkan diri dari keluh kesah dan keluhan yang berkepanjangan. Kita harus yakini bahwa tidak semua musibah adalah azab. Beberapa di antaranya adalah, karena rahmat Allah SWT untuk membawa kita kembali kepada-Nya.
“Kesabaran adalah ketika hati tidak merasa marah terhadap apa yang sudah ditakdirkan dan mulut tidak mengeluh”. (Ibnu Qayyim). (*)
*) Dr. Elli Widia S.Pd., MM.Pd, penulis adalah Wakil Rektor I Universitas Batam (Uniba).
Universitas Batam membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru Tahun 2021-2022. Daftarkan diri kamu segera via online. Klik disini