Digital – Di zaman pemasaran konvensional, umumnya yang dilakukan oleh marketer adalah memusatkan energi dan usaha mereka untuk merancang kampanye serta menulis copy yang memikat.
Seringkali para pekerja di bidang pemasaran ini lebih mementingkan output namun jarang sekali memperhatikan efektifitas kampanye yang dijalankan.
Mengukur seberapa besar konversi yang terjadi dari hasil pemasaran konvensional tidaklah mudah, tidak jarang pengukuran tersebut memerlukan rentetan penelitian panjang dan membutuhkan tenaga ahli yang membuat hal ini tidak efektif disisi biaya.
Tentu saja hal serupa tidak bisa kita katakan di zaman modern ini, bagi pemasaran digital pengukuran efektivitas kampanye itu adalah segalanya. Kampanye sekeren apapun pasti akan sia-sia, kalau kamu ga punya data yang nunjukin apakah kampanye kamu diterima oleh target demografis kamu.
Begitu juga soal berapa banyak konversi yang terjadi dari iklan yang kamu jalankan.
Dengan segala tool marketing yang tersedia saat ini, seharusnya mengumpulkan berbagai metrik yang dibutuhkan tidaklah sulit, terutama ketika target pemasaranmu adalah sekelompok demografis yang paling terekspos oleh fenomena digitalisasi. Siapa lagi kalo bukan generasi milenial dan Gen-Z.
Menurut Chelsea Cross, seorang pembicara muda asal Amerika Serikat mengatakan sebagai generasi digital native yang mayoritasmu bersama internet, perlu ada pendekatan marketing yang berbeda untuk menyasar generasi ini. Bagaimana caranya.
“Salah satu taktik pemasaran paling efektif bagi milenial adalah komunitas, Ajak konsumen berinteraksi. Ikutsertakan target demografis perusahaanmu dalam kampaye pemasaran. Karena keputusan pembelian sangatlah berbeda dari apa yang terjadi di masa lalu. Partisipasi sangatlah berpengaruh. Karena jika brand milikmu berinteraksi dengan generasi ini, membuat komunitas di media sosial, komunitas ini mampu mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Saya rasa dengan membangun presensi di media sosial entah itu Twitter, Facebook, Instagram, Pinterest, itu adalah bagian dari marketing. Secara tidak langsung kamu sedang memasarkan brand, produk dan pesanmu. Terutama website milikmu, kalau kamu memang memiliki apliaksi, dan website yang mobile-friendly dan saya merekomendasikan semua perusahaan, organisasi, produk, untuk memilikinya. Fungsionalitas website tersebut harus benar-benar tepat sasaran.
Maka jika website milikmu tidak terbuka kurang dari tiga detik, jika aplikasi milikmu tidak terbuka kurang dari tiga detik, jika handle Twitter milikmu bertingkah aneh selama lebih dari tiga detik, hal itu akan mempengaruhi keputusan generasi milenial terhadap produkmu.” Ungkap Chelsea Cross.
Menurut Chelsea Cross membangun presensi lewat media sosial serta menjaga funsional dan kualitas website adalah beberapa hal terpenting yang mampu mempengaruhi pengambilkeputusan generasi milenial sebagai generasi Hi-Tech yang menjunjung tinggi komunitas ini.