Pernah Melakukan 5 Kebiasaan Ini? Berarti Kamu Tak Jauh Berbeda dengan Koruptor!

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dkonten.com – Pada Bulan November tahun 2020 lalu, kita semua dikejutkan dengan penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo lewat operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK.

Ironinya, OTT dilakukan sesaat setelah Edhy Prabowo, istri dan rombongan tiba di Bandara Soekarno Hatta dari Honolulu AS yang membeli barang-barang mewah diduga menggunakan uang hasil dari korupsi.

Tidak berselang lama, rakyat Indonesia disuguhkan lagi OTT Menteri Sosial, Juliari Batubara, atas dugaan korupsi pengadaan Bansos penanganan Covid-19 tahun 2020. Juliari Batubara diduga menerima fee Rp10.000 dari setiap paket pengadaan sembako untuk rakyat miskin sebesar Rp300.000/paket.

Setiap menyimak berita tentang koruptor di media, kita dibuat geram. Apalagi kebanyakan koruptor tidak keliatan menyesali perbuatannya. Padahal di beberapa negara maju seperti Korea Selatan atau Cina, pejabat yang ketahuan korupsi akan merasa sangat malu, hingga rela jabatannya dicabut atau kehilangan semua kekayaannya.

Meski kita sering dibuat marah oleh kelakuan koruptor, tetapi sebenarnya tanpa disadari kita sering melakukan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak ada bedanya dengan perilaku koruptor. Apa aja ya? Yuk, kita simak ulasan berikut ini:

Sering mencatut uang kembalian ketika disuruh membeli sesuatu

Ilustrasi

Ayah atau Ibu mungkin sering meminta kamu untuk ke warung untuk membeli sesuatu contohnya. Ternyata kebanyakan dari kalian sering mengambil uang kembalian tanpa memberitahu. Meski nilainya yang nggak seberapa, kalau uang itu kita ambil tanpa bilang terlebih dahulu ini bisa disebut dengan penggelapan. Kebiasaan korupsi yang besar bisa jadi malah berawal dari kebiasaan kecil di keluarga seperti ini.

Suka memakai barang milik bersama untuk keperluan pribadi

Image : unsplash.com

Anda mungkin dipercaya menjadi pengurus kelas atau organisasi dan diberi tugas untuk merawat barang milik bersama seperti alat tulis dll. Tetapi ternyata kamu malah menggunakan alat-alat tersebut untuk kebutuhan pribadi. Meski sepele, tetapi semestinya kamu memisahkan alat-alat untuk kebutuhan pribadi dengan kebutuhan bersama. Jadi, kalau kamu malah dengan sengaja diam-diam menggunakannya tanpa izin, itu sudah termasuk korupsi lho.

BACA JUGA  Pola Penanganan Kesehatan Masyarakat Guna Pencegahan Stunting Secara Preventif Dan Promotif Dengan Kemitraan Di Kabupaten Pringsewu

Tidak tepat waktu saat janjian

Orang Indonesia dikenal dengan istilah jam karet ketika janjian. Bahkan tidak sedikit yang malah sengaja menunda-nunda untuk datang tepat waktu. Sadarkah kamu, kebiasaan ngaret itu termasuk korupsi waktu. Banyak pihak yang dirugikan karena kebiasaan tersebut.

Praktik nepotisme dalam skala kecil

Karena alasan keluarga, kita seringkali memberikan hak prioritas kepada seseorang untuk urusan tertentu. Praktik nepotisme ini seringkali terjadi di masyarakat kita, contohnya dalam penerimaan bantuan, seringkali bantuan tersebut tidak tepat sasaran, bukannya menjangkau warga miskin malah dialihkan ke sanak keluarga yang sebenarnya mampu.

Memberi uang damai ketika ditilang

Tidak bisa dipungkiri lagi, memberi uang damai ternyata masih banyak dilakukan aparat atau penegak hukum negeri ini, salah satunya saat terjadi penilangan.

Parahnya, banyak juga orang yang lebih pilih bayar uang damai ini daripada harus repot-repot ke pengadilan untuk menjalani persidangan. Padahal ya cara ini tidak ada bedanya dengan orang-orang yang menyogok pejabat biar proyeknya disetujui.

Praktik korupsi di atas memang kelihatannya sepele bagi sebagian orang. Tapi kalau dibiasakan terus menerus, bukan tidak mungkin akan menjadi korupsi yang lebih besar. Indonesia tidak akan pernah maju jika budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme masih mengakar dengan kuat di negeri ini. Sebagai generasi penerus bangsa, yuk hapus praktik curang ini lewat hal-hal kecil terlebih dahulu!

Share.

About Author

Penggiat kegiatan alam bebas dan olahraga

Comments are closed.