dKonten.com, Pendidikan – Fakultas kedokteran tetap menjadi favorit para pelajar yang ingin memasuki bangku perkuliahan. Bukan sekedar gengsi, tapi karena gambaran masa depan jelas, kehidupannya juga di atas rata-rata. Ditambah dengan segudang benefit kesehatan yang didapatkan dari rumah sakit tempat bekerja.
Namun, ketahuilah kalau waktu untuk menempuh pendidikan kedokteran tidaklah sebentar. Kamu harus melewati banyak tahapan sebelum akhirnya bisa membuka tempat praktek sendiri. Berikut beberapa tahap yang mesti dilalui kalau kamu ingin kuliah kedokteran dan menjadi Dokter.
1. Kuliah kedokteran dulu
Jumlah rata-rata SKS yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kuliah kedokteran adalah 144 SKS, yang tenggang waktunya antara 3,5 hingga 7 tahun. Lamanya waktu pendidikan sesuai dengan tingkat kedisiplinan dan prestasi akademik kamu.
Di masa kuliah kamu akan mempelajari ilmu, baik secara teori maupun praktek dalam bentuk praktikum. Namun, masa-masa ujiannya akan berbeda dengan jurusan pada umumnya. Selain mengikuti UTS dan UAS, kamu juga harus ikuti ujian lain sesuai dengan tingkat semester saat kuliah.
Menentukan pilihan tempat kuliah sama halnya dengan menentukan masa depan kamu, jadi gak boleh asal apalagi ikut-ikutan. Cari yang berkualitas
Buat Kamu yang masih pada bingung mau kuliah dimana, kamu bisa gabung di kampus terbesar di Lampung yaitu Universitas Malahayati. Dengan luas sekitar 84 hektar, Fasilitas penunjang akademik dan non akademik yang terintegritas tentunya Kampus Malahayati menjadi pilihan tepat untuk mahasiswa menimba ilmu. Klik disini untuk informasi pendaftaran mahasiswa baru 2021/2022 via online.
2. Ambil pendidikan profesi Dokter
Sudah selesai menempuh kuliah kedokteran? Jangan senang dulu karena gelar yang didapat belum bisa menjadikanmu sebagai seorang Dokter. Selanjutnya, kamu harus menjalani pendidikan profesi atau koas.
Disini kamu akan berperan sebagai Dokter muda. Kamu akan lebih banyak praktek dan terjun langsung ke rumah sakit, bertemu pasien, dan membantu dokter untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Disini jugalah kamu akan lebih banyak belajar tentang job desk dokter yang sebenarnya.
Di tahap akhir koas nanti, kamu akan menjalani ujian lagi yang bernama Mini Clinical Evalution Exercise (mini CEX). Pada tahap ini, kamu mesti wawancara dengan dokter preceptor, memeriksa suatu analisis, dan membuat resep obat untuk pasien.
Setelah melewati ujiannya, kamu akan kembali mengikuti wisuda dan berhak mendapat gelar Dokter (dr). Jangan senang dulu karena perjuanganmu masih berlanjut ke tahap berikutnya.
3. Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) atau biasa disebut sertifikasi
Hidupmu tidak akan henti-hentinya dihadapkan dengan berbagai ujian. Kali ini, kamu harus mengikuti ujian sertifikasi yang diselenggarakan langsung oleh Kemristekdikti dan instansi lainnya. Sebut saja Konsil Kedokteran, Kemenkes, Asosiasi Pendidikan Dokter di Indonesia, hingga Konsil Kedokteran.
Ujian ini dimaksudkan untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Dokter (SKD). Terdapat dua jenis tes yang harus diikuti, yaitu ujian tertulis (CBT) dan praktek (OSCE).
Jika kamu berhasil lulus pada ujian sertifikasi ini, kamu kembali mengikuti wisuda. Dan pada saat inilah kamu akan mengucapkan Sumpah Dokter. Perjuanganmu masih lanjut ke tahap selanjutnya, jadi persiapkan dirimu dengan baik sebelum kamu menjalani masa tersebut.
4. Program magang atau internship
Setelah menjalani tiga ujian di atas, kini namamu semakin bagus karena sudah diawali dengan gelar dr. Meski begitu, kamu belum diizinkan membuka tempat praktik atau klinik sendiri. Kalau mau, kamu harus magang lagi guna mendapatkan STR yang sudah dipatenkan.
Masa internship dijalani selama 1 tahun. Pada masa ini, kamu akan bekerja langsung di bawah pimpinan dokter senior dan sudah memperoleh gaji dalam jumlah tertentu. Sesudah program ini usai, silahkan urus Surat Izin Praktek kalau kamu ingin membuka praktek sebagai dokter umum.
Kalau tidak mau buka praktek pun, setidaknya kamu sudah bisa bekerja di instansi yang diinginkan. Entah itu di rumah sakit atau puskesmas sebagai dokter umum.
5. Pendidikan spesialis
Jika gelar dokter umum belum membuatmu puas, silahkan ambil gelar dokter spesialis. Tapi, kamu harus siap sekolah lagi dengan menjalani masa studi antara 4 sampai 5 tahun lamanya. Pada masa pendidikan dokter spesialis, kamu bisa mengambil bagian sesuai bidang yang diminati.
Misalnya saja, spesialisasi kandungan, forensik, bedah, jantung, maupun saraf. Tiap spesialisasi akan mempelajari bidangnya secara mendalam guna menghindari praktek yang salah.
Selesai masa pendidikan, kamu akan mendapatkan gelar baru lagi sesuai dengan spesialisasi yang dipelajari. Dokter spesialis penyakit dalam, misalnya, akan mendapat gelar Sp.PD. Sedangkan spesialis saraf mendapat gelar Sp.N.
Perjuangan Panjang Memberikan Hasil Maksimal
Baik dalam pendidikan maupun karier, sebenarnya tidak ada yang instan. Seperti halnya profesi dokter, kamu harus melewati tahap demi tahap dengan baik, yang waktunya belasan hingga puluhan tahun. Itu sebabnya kamu harus tetap berjuang agar apa yang sudah dilalui dan dikorbankan tidak sia-sia, melainkan memberi hasil maksimal untuk masa depan. (*)