dKonten.com, Pesawaran– Kajian Jumat Berkah
السلام عليكم ورحمة وبركاته
الحمد لله الصلاة والسلام على رسول لله، امابعد
Pembaca yang dirahmati Allah SWT
Penilaian Allah terhadap manusia bukan disebabkan karena harta, jabatan, atau ketampanannya, melainkan berdasarkan ketaqwaannya.
Hal itulah yang dialami oleh salah seorang sahabat Rasulullah saw yang tidak dipedulikan orang, tetapi begitu dicintai oleh Rasulullah saw dan dirindukan bidadari surga.
Sahabat itu bernama Julaibib radhiallahu anhu. Nama yang terkesan asing, tidak begitu indah, dan justru menjurus pada ciri fisiknya yang kerdil. Nama yang disandangnya tentu bukan pemberian dirinya sendiri, bukan pula pemberian dari kedua orang tuanya.
Julaibib adalah sahabat Nabi saw yang tidak diketahui dengan pasti siapa ayah dan ibunya. Bagi masyarakat Madinah, seseorang yang tidak bernasab dan tidak bersuku adalah aib besar yang memalukan.
Alasan itulah yang membuat Julaibib begitu diasingkan oleh masyarakat sekitar hingga dia merasa tidak berharga sama sekali hidup di dunia. Ditambah lagi keseharian Julaibib yang serampangan, lusuh, dan jorok membuat orang-orang disekitarnya tidak berkenan untuk mendekatinya.
Julaibib hanya tidur beralaskan pasir dan kerikil serta berbantal tangan setiap malam. Bahkan untuk minum, Julaibib hanya menggunakan tangannya untuk mengambil air dari kolam umum penduduk setempat.
Pemimpin Bani Aslam yang bernama Abu Barzah pernah berkata tentang Julaibib kepada rakyatnya, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”
Kendati demikian, karunia Allah tidak akan pernah salah alamat diberikan. Julaibib pun mendapat hidayah dari Allah dan bertekad untuk berada di barisan terdepan ketika salat maupun jihad (berperang).
Pada suatu hari, Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi ditegur oleh Rasulullah saw, “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”
“Siapakah orangnya yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini Ya Rasulullah?” kata Julaibib tersenyum.
Di hari berikutnya, Julaibib kembali ditanya Rasulullah dengan pertanyaan yang sama.
“Julaibib, tidakkah engkau menikah?”
Julaibib pun menjawab dengan jawaban yang sama sampai tiga hari berturut-turut.
Singkat cerita, pada hari ketiga, Rasulullah saw memegang lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah pemimpin Anshar.
“Aku ingin menikahkan putri kalian,” kata Rasulullah pada si pemilik rumah.
Betapa terkejutnya pemilik rumah itu mengetahui yang datang adalah baginda Nabi Muhammad saw. Ia lantas mengira bahwa putrinya akan menjadi seorang istri Rasulullah sehingga pemilik rumah merasa terhormat.
Sejurus kemudian, Rasulullah saw menjelaskan bahwa yang akan menikah bukan dirinya melainkan Julaibib. Sontak pemimpin Anshar itu pun kaget dan tidak merestui jika putrinya menikah dengan Julaibib yang lusuh itu.
Akan tetapi, putri pemimpin Anshar itu berbeda pandangan. Ketika ia tahu bahwa yang meminta itu adalah Rasulullah, dia tidak berani menolak.
“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan membawa kehancuran dan kerugian bagiku,” kata sang gadis.
Sang gadis salihah itu lalu melantunkan ayat Al-Qur’an yang artinya:
“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata,” (QS. Al-Ahzab ayat 36).
Mendengar jawaban gadis yang bijaksana itu, Nabi saw kemudian berdoa, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Jangan kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah.”
Hingga akhirnya, sang gadis dan Julaibib ditakdirkan untuk hidup bersama namun dalam waktu yang sebentar. Karena Julaibib harus segera menghadap Sang pencipta. Setelah dirinya gugur sebagai syahid di Medan perang.
Ketika gugurnya Julaibib di Medan perang. Rasulullah Saw sangat kehilangan. Tetapi tidak dengan sahabat yang lain yang memang tidak terlalu menganggap Julaibib. Rasulullah Saw pun memerintahkan agar para sahabatnya mencari jasad Julaibib.
Akhirnya jasad Julaibib ditemukan dalam keadaan penuh dengan luka di sekujur butuhnya. Namun disekitarnya , terdapat tujuh jasad musuh yang berhasil ia bunuh.
Rasulullah Saw kemudian berdoa :” ya Allah, dia adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirinya.”
Usai Julaibib Ra dimakamkan, terjadilah peristiwa yang menakjubkan . Rasulullah Saw menangis, air matanya menetes sembari memandang ke langit. Dan diaat Nabi Saw kemudian Rasulullah Saw tersenyum.Lalu membuang pandangannya ke samping seraya menutup mata dengan telapak tangan beliau.
Para sahabat melihat kejadian itu terheran heran. Lantas ada diantara sahabat nabi Saw yang bertanya kepada Rasulullah Saw : ” wmWahai Rasulullah , mengapa engkau menangis dipusara Julaibib ?”
Maka Rasulullah Saw menjawab : ” aku menangis karena mengingat Julaibib , hari ini dia memintaku merestuinya untuk menikah. Semestinya hari ini dia tengah bahagia bersama istrinya. Namun , hari ini juga ia telah tiada.”
Kemudian salah seorang sahabat tersebut bertanya kembali, ” lantas tadi mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah ? “
Kemudian Rasulullah pun menjawab :” saat memandan langit, aku meliahat bidadari turun untuk menjemput Julaibib.”
“Namun mengapa lantas engkau membuang pandangan ke samping ya Rasulullah , apa yang engkau lihata ya Rasulullah ?” tanya sahabat tersebut kembali.
Maka Rasulullah Saw pun menjawab kembali ” Bidadari yang menjemput Julaibib begitu banyak. Mereka saling berebut. Ada yang meraih tangannya, adapula yang meraih kakinya, sehingga salah satu dari bidadari itu tersikap kainnya dan terlihat betisnya. Oleh karenanya menolehkan pandanganku ke samping.
Kisah ini diambil dari beberapa sumber :
* Shahih Muslim,
*Usdu Al-ghabah fi ma’rifati Ash-Shahabah karya Ibnu Atsir.
Pembaca yang dirahmati Allah
Walau Julaibib Ra dalam hal fisik, status, dan harta mungkin tidak seberuntung kita. Namun beliau ada di hati Rasulullah Saw, dicintai Allah Rasul-Nya , dan menjadi rebutan para bidadari syurga. Beliau mendapat derajat kemuliaan itu, karena beliau sangat mencintai Rasulullah Saw dan membela agama Islam dengan darah serta jiwanya.
Kiranya Allah SWT selalu anugrahkan kepada kita, keluarga, dan orang orang yang kita cintai, kecintaan yang mendalam kepada Rasulullah Saw dan semangat untuk membela serta memperjuangkan agama Islam hingga berakhirnya hembusan nafas kita, aamiin.
Mari kita awali hari ini dengan sedekah kebaikan dengan share kajian ini kepada yang lainnya. Jazakumullahu Khairan 🙏
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Pesawaran, 5 Maret 2021
Al-Faqir: Aby Sugeng Alfadhillah