8 Investor Mindset Dalam Berinvestasi di Pasar Saham

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dkonten.com, finansial – Kamu harus memiliki mindset seorang investor saham yang tepat. Karena 80% kesuksesan berinvestasi berasal dari mindset yang tepat dan 20% dengan mempelajari teknik pemilihan saham.

Menurut Rivan Kurniawan, seorang Indonesia Value Investor yang memulai perjalanan investasi saham sejak tahun 2008, hal berikut ini perlu sekali kamu pelajari sebelum kamu memiliki skill analisis ataupun teknik pemilihan saham.

1. Saham bukan cara cepat menjadi kaya

Ilustrasi

“Kalo mau cepat kaya, jadi investor ajah..”
Pernyataan tersebut jelas salah besar. Saham bukan cara cepat menjadi kaya, kalau kamu berpikiran seperti itu, justru kamu akan cepat kehilangan uang. Keserakahan (Mr greedy) akan mudah menggoda kamu. Membuat setiap keputusan yang kamu buat terlalu terburu-buru.

Bila kita lihat Warren buffet dengan total kekayaan $60.8 miliar atau investor kawakan Indonesia, Lo Kheng Hong dengan total kekayaan Rp. 2.5 Triliun dari pasar saham. Mereka adalah contoh nyata bahwa berinvestasi di saham dapat membuat kamu kaya, bukan cepat kaya.

Mereka tidak mencapai kesuksesan tersebut dengan instan, melainkan proses panjang dan konsisten.

2. Bertanggung jawab terhadap investasi kita sendiri

Ilustrasi. Foto : Freepik.com

Sebagai tuan rumah terhadap uang yang dimiliki, kita pun harus bertanggung jawab atas investasi kita sendiri. Percayakan investasi kamu hanya pada diri kamu sendiri. Meminta informasi, pendapat, atau pandangan boleh-boleh saja. Tapi kamulah yang mengambil keputusan.

Kamu perlu memahami bahwa seorang pialng saham dibayar berdasarkan transaction fee. Semakin sering kamu bertransaksi, maka fee bagi mereka akan semakin besar, diluar dari transaksi kamu menguntungkan atau malah rugi. Jadi, kamu paham mengapa kamu harus bertanggung jawab dengan investasi kamu sendiri.

3. Takutlah ketika orang lain tamak, dan tamaklah ketika orang lain takut

Ilustrasi Saham

Ini adalah salah satunya yang mesti kamu terapkan dalam mindset kamu. Pernah lihat sebuah saham meski fundamentalnya jelek, tapi naik tinggi? Biasanya, banyak investor mulai tamak dengan mengeluarkan banyak uang tanpa melihat fundamental perusahaan. Yang mereka pikirkan hanya keuntungan semata. Dalam waktu yang singkat juga, saham tersebut tiba-tiba berbalik arah menjadi turun dan uang investasi pun jadi nyangkut.

BACA JUGA  Bagaimana Mengubah Layanan Menjadi Suatu Produk dengan Produktisasi

Investor sukses seperti Warren Buffet dan Lo Kheng Hong tahu betul akan hal itu. Mereka bisa sukses dan kaya raya karena berhasil melewati moment itu. Mereka tau, di saat market overheat dan kebanyakan investor tamak, mereka justru menjadi takut dan menyimpan uangnya.

Dan sebaliknya, saat market mengalami bearish (tren menurun), dan kebanyakan investor melakukan panic selling, Warren Buffet dan Lo Kheng Hong justru mulai tamak dan agresif dalam berinvestasi.

4. Penurunan harga saham (selama fundamentalnya bagus) adalah kesempatan

Ilustrasi. Image : Freepik.com

Jika kita tidak memiliki cara berpikir investasi saham yang tepat, melihat penurunan harga saham bagaikan seperti bencana. Menyangka bahwa uang Kita akan berkurang seiring penurunan saham tersebut Bisa-bisa Kamu panik dan langsung cut loss.

Namun, jika kamu yakin bahwa perusahaan tersebut memiliki fundamental yang bagus, maka tidak perlu khawatir. Justru lihat itu sebagai kesempatan untuk membeli lebih banyak, di harga diskon. Ketika saham tersebut naik, profit kamu akan semakin besar.

Perlu diingat, jangan samakan bila saham yang kamu beli memiliki fundamental yang buruk. Bisa jadi saham tersebut naik hanya karena “digoreng” bandar. Jadi, perhatikan kembali apakah saham yang turun memiliki fundamental yang bagus atau tidak.

5. Diversifikasi tidak selalu berarti memperkecil resiko

Banyak pialang saham atau analisis merekomendasikan diversifikasi untuk mengurangi resiko. Ternyata, pernyataan itu tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar.

Diversifikasi memang diperlukan, tetapi harus memperhatikan jumlah saham yang dipegang. Jangan sampai, jumlahnya terlalu banyak.

Buffet sebenarnya tidak terlalu menyukai diversifikasi. Menurutnya, jika kita sudah yakin dengan saham yang kita pilih, mengapa hanya menginvestasikan sedikit?

Namun, kembali lagi kepada tingkat profil risiko yang kamu punya. Jika kamu Risk Taket sejati, mungkin kamu cukup percaya diri memegang 1-2 emiten saja.

BACA JUGA  Inilah 7 Langkah Mudah dalam Proses SEO yang Wajib Kamu Lakukan

6. Harga saham tidak akan naik setiap hari, demikian pula tidak akan turun setiap hari

Tidak ada seorang pun yang dapat menebak arah pergerakan saham dalam jangka pendek, bahkan analisis saham yang memiliki titel panjang juga sering salah prediksi.

7. Belilah nilai perusahaan, bukan harga sahamnya

Ilustrasi

Ingatlah bahwa harga saham yang kamu lihat di layar trading tidak berarti apa-apa.

Ketahuilah berapa nilai perusahaan jika di bandingkan dengan harga sahamnya, apakah undervalued, fair price, atau overload. Harga saham 200 belum tentu lebih murah daripada harga saham 10ribu. Semua kembali pada fundamental perusahaanya.

8 Let the Profit Run

Ilustrasi

Jika kamu sudah membeli saham dengan fundamental bagus di saat harganya undervalue, mungkin pada awalnya saham tersebut tidak langsung naik (karena tidak banyak investor yang memahami konsep value investing dan analisa fundamental). Namun, cepat atau lambat market akan menyadari bahwa saham tersebut “salah harga”.

Di saat investor mulai melirik saham tersebut, kamu tinggal duduk manis dan biarkan harga saham naik dengan sendirinya. Jika banyak pialang saham atau analisis saham sering merekomendasikan untuk take profit jika saham sudah naik 10%-20%, maka value investing tidak tertarik hanya dengan profit tersebut. Selama fundamental perusahaan masih bagus dan belum overvalued, maka saham tersebut sebaiknya dipertahankan.

Lalu kapan baiknya di jual? Bersabarlah, kamu mungkin tidak bisa membayangkan berapa profit yang akan kamu nikmati. Ingat bahwa Lo Kheng Hong pernah profit 12.500% ketika dia membeli saham MBAI (PT Multibreeder Adirama Indonesia), yang bergerak dalam bidang pembibitan ayam. Lo Kheng Hong membeli sewaktu MBAI masih di harga 250 dan menyimpannya selama 6 tahun, dan baru dijual saat harganya mencapai 31.500. Dengan kata lain, investasi Lo Kheng Hong di MBAI berkembang sebanyak 125x lipat.

Kamu pasti ingin tau 5 prinsip investasi yang dijalankan oleh Warren Buffet? Yuk kita simak penjelasan berikut.

BACA JUGA  Karir yang Membosankan vs. Karir yang Memenuhi Tujuan, Pilihlah dengan Bijak

1. Takutlah saat orang lain tamak, dan tamaklah saat orang lain takut

Pasar saham sarat emosi yang kuat akan tamak dan ketakutan. Warren buffet sering memanfaatkan munculnya emosi yang mudah menular ini dengan bertindak berlawanan dengan sentimen yang sedang marak.

Saat pasar saham melonjak tinggi banyak orang yang bergairah di pasar saham. Dalam situasi ini, Buffet tidak akan melakukan investasi, karena harga saham naik secara irasional dari nilai actual fundamental bisnisnya.

Ketika terjadi penurunan pasar yang signifikan, saat itulah waktu yang tepat membeli saham.

2. Putuskan sendiri investasi kamu

Seseorang bisa sukses dalam berinvestasi tanpa harus mengandalkan pialang, pakar modal, atau para profesional lainnya. Pada umumnya, orang menganggap pakar ini tidak banyak gunanya. Apapun klaim mereka untuk langkah yang akan mereka ambil, sebenarnya kamu mampu melakukannya sendiri.

3. Jangan melihat ticker

Ticker hanya menunjukkan harga. Investasi tidak sekedar mengenai harga. Warren Buffet tidak mengamati pergerakan harga saham harian atau perjam bahkan pergerakan bulanan, ia tidak tertarik akan hal itu. Bagi buffet, ia hanya peduli pada seberapa bagusnya fundamental perusahaan yang sedang di pegang.

Fokusnya pada nilai bisnis dan prospek masa depan, bukan pada harga saham. Memeriksa saham setiap hari dapat dengan mudah mengubah mood. Peningkatan harga serta penurunannya bisa membuat kamu euphoria atau bahkan pesimisme.

4. Konsentrasikan investasi saham kamu

Konsentrasikan saham kamu. Jika kamu menemukan beberapa saham tepat, mengapa hanya membeli sedikit? Warren Buffet hanya membeli 5-10 perusahaan yang bagus dengan harga yang cocok dan beli sebanyak yang kita mampu di setiap perusahaan.

5. Bersabarlah

Bersabarlah sepertinya hal yang paling sulit dilakukan bagi para investor. Warren Buffet berpesan, berpikirlah untuk 10 tahun mendatang dan bukan untuk 10 menit ke depan. Tentu saja tidak mudah untuk bersabar, tetapi memiliki temperamen yang tepat merupakan komponen yang benar-benar penting dalam melakukan investasi nilai. (*)

Share.

About Author

Comments are closed.