BANDARLAMPUNG – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) As Salam Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar Talkshow Menumbuhkan Rasa Cinta Al-Qur’an yang Sesungguhnya, di Aula Lantai 3 Gedung Alfian Husin, Rabu (2/2/22).
Dalam kegiatan Talkshow yang dipandu Huzaifah Marwan Hadid selaku Kepala Bidang Kaderisasi UKM As Salam IIB Darmajaya menghadirkan narasumber Qori dan Hafizh Al-Qur’an Internasional asal Gaza, Palestina Baraa Masoud. Pria berkacamata ini juga melakukan roadshow di Lampung dan memberikan spirit Cinta Al-Qur’an kepada mahasiswa/i muslim Kampus The Best.
Ketua Umum UKM As Salam IIB Darmajaya, M. Fajri mengatakan kegiatan ini juga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan mahasiswa muslim Kampus Biru—sebutan IIB Darmajaya. “Harapannya untuk kegiatan ini dari mahasiswa Darmajaya makin banyak memunculkan penghafal Al-Qur’an yang muda-muda,” ungkap dia seperti dilansir dari www.darmajaya.ac.id.
Baraa Masoud mengatakan sangat senang dapat bersilaturahmi dengan mahasiswa IIB Darmajaya. “Di sini pimpinan perguruan tingginya sangat mencintai Al-Qur’an dengan banyaknya mahasiswa hafizh dan hafizah,” kata dia, mengawali paparannya dengan penerjemah bahasa Arab.
Pria kelahiran Gaza tersebut menekankan bahwa Al-Qur’an adalah sebuah hal penting. “Al-Qur’an adalah jalan hidup manusia (pedoman). Al-Qur’an membedakan orang yang saleh dan tidak saleh. Al-Qur’an memberikan kita petunjuk,” ungkapnya.
Menurut dia, Al-Qur’an merupakan cahaya. “Semua kita pelajari. Saya belajar arsitektur tetapi Al-Qur’an juga dipelajari untuk menjadi landasan hidup saya,” ujarnya.
Baraa–biasa dia disapa–bercerita kalau terdapat dokter di Bandung datang tidak langsung memeriksa tapi diminta salat dulu untuk pasien yang muslim. “Semua Allah yang menentukan. Ada pasien yang datang sakit-sakitan sudah salat atau belum dan sakit itu sembuh dari Allah setelah dia salat sebelum diperiksa. Yang sakit itu doa meminta kesembuhan hanya Allah,” kata dia.
Dia juga menerangkan saat kuliah belajar ilmu dunia dan juga mempelajari Al-Qur’an. “Siapa yang menginginkan dunia maka belajarlah dengan Al-Qur’an. Begitu juga dengan akhirat. Maka pelajari Al-Qur’an jadi landasannya. Al-Qur’an itu mengangkat suatu kaum,” imbuhnya.
Al-Qur’an sebagai landasan dan tujuan hidup, kata Baraa, sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. “Ketika kamu belajar Al-Qur’an, beramal berdasarkan Al-Qur’an. Banyak yang belajar tapi tidak mengamalkannya. Harus diamalkan,” tuturnya.
Baraa menjelaskan bahwa penggunaan media sosial di handphone dianjurkan untuk yang bermanfaat. “Penggunaan handphone-nya yang tidak baik menjadi tidak boleh. Tetapi digunakan dengan kebaikan dan pemanfaatannya media sosial sangat dibolehkan,” ucap dia menjawab salah satu peserta.
Tidak salah, kata dia, memiliki media sosial untuk syiar dalam mengingatkan untuk cinta Al-Qur’an. “Saya saran untuk seminggu sekali acara penyemangat di Darmajaya untuk memotivasi yang lain untuk menghafal Al-Qur’an. Karena orang Arab dengan Indonesia berbeda kemampuan dan penalaran untuk membaca Al-Qur’an. Saya ingin membantu agar bahasa tidak jadi kendala,” pungkasnya. (**)