Cerita di Balik Porsi Nasi Padang, Makan di Tempat dan Dibungkus

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dKonten.com – Siapa sih yang gak kenal nasi Padang? Jenis makanan yang satu ini jadi favorit banyak orang. Selain cocok di banyak lidah masyarakat Indonesia, nasi Padang juga terkenal punya rasa yang lezat dan pastinya sangat mengenyangkan.

Kamu mungkin sering menyadari kalau porsi nasi Padang biasanya lebih banyak saat dibungkus, ketimbang makan di restorannya langsung. Tapi tahukah kamu apa alasannya?

Ada banyak pendapat yang menjelaskan fenomena unik ini. Seperti beberapa di bawah ini yang dilansir dari idntimes.com

1. Alasan solidaritas

Ilustrasi nasi padang | pergikuliner.com

 

Masyarakat Sumatera Barat dulunya menyebut restoran Padang dengan nama rumah makan Ampera, yang merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat. Konon, ketika dulu Indonesia dilanda krisis ekonomi, para pemilik warung Padang menunjukkan rasa solidaritasnya dengan menambahkan porsi nasi saat dibungkus.

Pemilik warung Padang beranggapan kalau mereka yang membeli dibungkus, akan berbagi dengan keluarganya di rumah. Oleh karena itu, nasi dilebihkan agar keluarga si pembeli juga bisa ikut menikmati nasi itu.

2. Karena estetika

Ilustrasi bungkus nasi padang | jogjaupdate.com

Ada juga pendapat lain yang mengatakan porsi nasi Padang dibungkus lebih banyak karena alasan estetika. Jumlah nasi yang banyak akan membuat bungkusan terlihat lebih tegak, sehingga lebih sedap dipandang.

3. Mengurangi biaya cuci piring

Ilustrasi nasi padang | pegipegi.com

Ada juga yang beranggapan porsi nasi Padang yang diberikan berkaitan dengan biaya operasional. Konon, pemilik restoran Padang biasanya sudah memperhitungkan biaya operasional dengan sangat detail.

Saat makan di tempat, pemilik restoran Padang harus mengeluarkan biaya untuk sabun cuci hingga membayar gaji karyawan. Jadi ketika ada yang membeli dengan dibungkus, biaya cuci piring tidak diperhitungkan, sehingga porsi bisa lebih banyak.(**)

BACA JUGA  Anggapan Salah Tentang Kuliah. Meski Menyenangkan, Kuliah Tak Semudah itu
Share.

About Author

Comments are closed.