Wajib Dimiliki Freelancer dan Content Creator, Ketahui Apa Itu Rate Card!

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dKonten.com, Digital – Demi menunjukkan profesionalisme, rate card adalah salah satu dokumen yang wajib dimiliki oleh tiap influencer dan content creator.

Tak hanya itu, dengan adanya kartu ini, kamu juga secara tidak langsung mempermudah kerja sama dengan sebuah brand atau perusahaan.

Pasalnya, tarif dan jasa yang ditawarkan sudah tertera jelas dari awal.

Ingin mempelajari lebih lanjut seputar dokumen ini? Melansir dari glints.com, Yuk simak ulasan berikut!

Apa Itu Rate Card?

Mengutip Marketing Terms, rate card adalah dokumen berisikan rincian harga untuk penempatan iklan di sebuah perusahaan.

Kalau menurut The Balance Careers, di dalamnya juga terdapat detail mengenai demografi, biaya tambahan, dan lainnya.

Biasanya, perusahaan yang menyediakan dokumen ini bergerak di bidang media dan publikasi.

Seiring berjalannya waktu, bukan hanya perusahaan saja yang membutuhkannya. Para influencer, key opinion leader (KOL), content creator, dan masih banyak lagi juga menggunakannya.

Bak agensi periklanan, orang-orang ini juga memberikan jasanya.

Bedanya hanya yang satu berbentuk perusahaan, satu lagi perorangan. Keduanya sama-sama membutuhkan rate card untuk menjelaskan tarif ke calon “pelanggan”.

Sampai sini sudah paham, kan?

Siapa Saja yang Membutuhkannya?

Ilustrasi Content Creator. Foto : Freepik.com

Dari awal memang disebutkan bahwa dokumen ini mayoritas dibutuhkan oleh influencer dan content creator.

Namun, jangan salah. Rate card adalah istilah yang juga cukup populer di industri kreatif dan freelance, dengan contoh yang cukup beragam.

Misalnya, ada seorang videografer freelance. Ia tidak bekerja tetap di sebuah perusahaan, alhasil ialah yang harus menentukan gajinya sendiri.

Dokumen yang satu ini bisa menjadi patokan, kalau-kalau ada orang atau perusahaan yang ingin menggunakan jasanya sebagai videografer.

BACA JUGA  Jadi Web Design Strategist, Bukan Cuma Desain Keren, Tapi Bisa Bikin Bisnis Kamu Makin Keren!

Penyanyi, blogger dan masih banyak lainnya juga sangat membutuhkan dokumen ini untuk memberi tahu tarif yang mereka tawarkan.

Ketahui Harga Pasar

Penting untuk mengetahui harga pasar agar kita tidak menetapkan rate card yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Berikut ini adalah contoh rate card yang bisa diterapkan untuk pemilik blog atau media online.

Contoh:

  • Content placement ► 250 ribu
  • Sponsored post ► 500 ribu – 3 juta (tergantung kuantitas tulisan dan jenis promonya)
  • Social media campaign ► 100 – 500 ribu/post
  • Content writer ► 350 ribu/artikel (500-750 kata)
  • Consultant ► 500 ribu – 12 juta (personal dan korporasi, tergantung tingkat kesulitan)

Kegunaannya

Ilustrasi kerjasama. Foto : Freepik.com

Sebagai influencer dan content creator, biasanya followers yang dimiliki sudah cukup banyak dan cukup tersegmentasi.

Misalnya, ada content creator yang terbiasa membuat konten mengenai kehidupan sebagai seorang ibu muda.

Basis followers yang dimiliki biasanya juga kurang lebih sama, yaitu mereka yang baru saja menjadi ibu.

Kalau sudah begini, media sosial yang tadinya hanya untuk berbagi informasi pribadi bisa saja dijadikan ladang bisnis.

Perusahaan mulai meng-endorse barang-barang, mengiklankan jasanya, dan lain-lain.

Nah, di sinilah fungsi rate card. Kamu perlu memberi tahu berapa tarif untuk berbagai macam jenis iklan.

Perusahaan yang tertarik jadi memiliki patokan dan tahu kira-kira tarif mana yang sesuai dengan budget-nya.

Tarifnya pun bisa berbeda-beda bagi setiap konten yang dibuat.

Contohnya adalah dalam rate card, kamu bisa mencantumkan tarif yang berbeda untuk tiap Instagram Story, post di feed, satu video penuh, dan lain-lain.

Intinya adalah dokumen ini mempermudah kerja sama antara content creator dengan perusahaan yang ingin menjalankan influencer marketing.

BACA JUGA  Kisah Seru William Tanuwijaya, Pendiri Tokopedia: Inspirasi di Balik Kesuksesan

Cara Membuat Rate Card

Ilustrasi. Foto : Freepik.com

1. Cari tahu audiensmu

Langkah pertama yang harus diikuti ketika membuat rate card adalah mencari tahu siapa saja audiensmu terlebih dahulu.

Misalkan kita masih menggunakan contoh di atas, yaitu content creator yang berfokus di konten seputar kehidupan menjadi seorang ibu.

Ia memiliki followers sebanyak 50 ribu, dengan engagement yang cukup tinggi baik itu di post maupun untuk Story. Audiens yang dimiliki pun cukup tersegmentasi.

Nah, hal ini bisa jadi nilai lebih bagi perusahaan yang produknya juga tersegmentasi, seperti alat kebersihan bayi, suplemen untuk ibu, dan lainnya.

2. Tentukan harga berdasarkan berbagai macam metrik

Ada beberapa metrik yang bisa dipertimbangkan saat menentukan harga dalam rate card, dua di antaranya adalah cost per view (CPV) dan cost per action (CPA).

Saat menentukan harga, jangan lupa juga untuk mencantumkan persentase engagement.

Dengan begitu, perusahaan jadi bisa memilih jasa mana yang terbaik unttuk mereka.

3. Buat desain yang menarik

Terakhir, cobalah buat rate card dengan desain yang menarik dan mudah untuk dibaca.

Pastikan semua tarif tertera dengan jelas dan didesain sesuai dengan brand image-mu, ya.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu rate card, siapa saja yang membutuhkannya, fungsi, serta cara membuatnya.

Semoga bermanfaat, ya! (*)

Share.

About Author

I am a Full-Stack Designer who loves to translate designs files into Website and Application, Based in Bandar Lampung - Indonesia

Comments are closed.