Lima Tahapan dalam Design Thinking

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dkonten.com, Design Thinking – Kamu ingin menerapkan design thinking untuk berinovasi? Seperti apa tahapan-tahapan design thinking? Berikut ini adalah pembahasannya.

Ada banyak sekali variasi terkait proses atau tahapan dalam melakukan design thinking. Salah satunya yang paling populer adalah proses 5 tahap dikembangkan oleh Stanford University d.school.

Lima tahap dalam proses tersebut adalah Empathize, Define, Ideate, Prototype dan Testing.

Mempraktekkan kelima tahapan ini akan membantu kita untuk mengaplikasikan kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan riil secara efektif. Mari kita bahas tahapan-tahapannya :

Pada dua tahapan Empathize dan Define kita akan memahami permasalahan yang ada sebelum mencari solusinya.

Karena kebanyakan orang yang tidak menggunakan design thinking tidak begitu berupaya memahami permasalahan sebelum cari solusi.

Banyak dari mereka bahkan mencoba memahami permasalahan itu hanya dari sudut pandang mereka saja.

Bukan dari sudut pandangnya si kustomer atau stakeholder yang mengalami masalahnya.

Sehingga akhirnya masalah yang teridentifikasi itu bisa jadi tidak tajam atau bahkan salah

Empathize

Pada tahapan empathize ini kita fokus benar-benar memahami perspektif dan perasaan kustomer, kita cari tahu keluhannya, apa yang menjadi keinginannya dan hal-hal lain sehingga kita bisa mendapatkan Insight terkait apa yang menjadi tantangan dan aspirasinya.

Define

Pada tahap define, baru kita kemudian identifikasi apa masalah utama yang kustomer miliki dan kita ingin bantu untuk pecahkan. Dan kita perlu definisikan masalah tersebut dari sudut pandang si kustomer.

Dengan kita melakukan tahap 1 dan 2 ini kita akhirnya bisa memiliki pemahaman yang mendalam terkait permasalahan yang dialami oleh kustomer yang ingin kita bantu.

Ideate

Masuk tahap ke 3 adalah ideate, disini kita atau fokus kita adalah mencari solusi untuk memecahkan permasalahan yang sudah kita definisikan sebelumnya.

BACA JUGA  Bermula dari Beli Batik, Christian Jadi Kolektor Barang Antik dan Kuno di Lampung

Dalam tahap ini kita dan tim menantang dan membebaskan sesama untuk berpikir luas dan kreatif dan sebaiknya dilakukan dengan tim yang heterogen supaya ide yang dikumpulkan bisa lebih kaya.

Prinsip utama dalam melakukan Ideation adalah menunda penilaian solusi. Jadi di awal kita perluas eksplorasi ide untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya kemungkinan-kemungkinan solusi termasuk ide-ide yang gila atau liar.

Dan penting bagi kita untuk tidak cepat-cepat membuang ide gila hanya karena itu dianggap tidak masuk akal. Karena itulah cara kita mendapatkan ide yang out of the box.

Setelah terkumpul banyak ide baru kemudian kita lakukan penilaian atau penyaringan solusi sehingga kita fokus dengan satu , dua dan tiga ide yang terbaik.

Ide solusi yang kita pilih itu kemudian kita kembangkan di tahap berikutnya yaitu Prototype dan Testing.

Prototype dan Testing

Jadi kita kembangkan ide tersebut menjadi prototype atau representasi kongkrit yang kita bisa tes dan uji cobakan dengan riil kustomer untuk mendapatkan feedback dari mereka.

Lalu selanjutnya apakah sudah selesai proses design thinkingnya? Tentu saja tidak, berdasarkan umpan balik yang kita dapat lakukan iterasi lagi memperbaiki solusinya. Kita bisa mulai lagi iterasinya dari awal atau mungkin kembali ke prototyping, ideate, define bahkan kembali lagi ke tahapan empathize.

Dan setelah kita lakukan iterasi terakhir dan diulangi lagi sampai kemudian sampai pada satu titik dimana kita meyakini bahwa apa yang kita ingin selesaikan benar-benar kita punya solusinya dan itu sudah divalidasi oleh si kustomer. Pengulangan inilah yang menjadi kunci kesuksesan dalam design thinking.

Seperti itulah gambaran dari 5 tahapan design thinking yang sebenarnya itu bukan tahapan yang linear. Melainkan sebuah proses yang dinamis dan iteraktif.

BACA JUGA  Hal-hal Penting dalam Strategi Pengembangan Produk Digital

[mc4wp_form id=”5165″]

Share.

About Author

I am a Full-Stack Developer who loves to translate designs files into Website and Application, Based in Bandar Lampung - Indonesia

Comments are closed.