Mengenal Native Advertising, Trend Iklan di Indonesia

Pinterest LinkedIn Tumblr +

dKonten.com, Digital Marketing – Apa itu Native Advertising atau Native Ads, dan apa kelebihannya jika dibandingkan dengan jenis iklan digital lainnya?

Seiring dengan perkembangan content marketing di Indonesia, ada dua buzzword yang cukup ramai dibicarakan di kalangan brand dan marketer yaitu sponsored content (konten bersponsor) dan native advertising. Kedua istilah ini sering sekali tertukar satu sama lain karena kemiripan bentuknya.

Mengenal Apa Itu Native Advertising

Ilustrasi

Menurut Wikipedia Native ads adalah jenis iklan dan sebagian besar online , yang cocok dengan bentuk dan fungsi platform tempat iklan itu muncul. Dalam banyak kasus ini berfungsi seperti iklan , dan bermanifestasi sebagai video, artikel, atau editorial.

Format iklan Native Ads ini bagi sebagian besar orang dianggap tidak mengganggu kenyamanan audiens.

Native ads adalah advertorial di era digital. Native ads dapat berbentuk apapun, bisa gambar, artikel, konten multimedia, dan bentuk lainnya. Native ads menyampaikan pesan promosinya lewat konten yang berusaha untuk meyakinkan konsumen untuk melakukan sesuatu seperti membeli produk dll.

Menurut Contently, konsumen lebih cenderung untuk melihat native ads ketimbang menyimak bentuk lain iklan seperti banner ads. Ini membuktikan bahwa iklan berbentuk banner ads kini sudah mulai diacuhkan oleh para pembaca.

Pengunjung lebih senang melihat native ads yang relevan dengan apa yang mereka cari, daripada harus terganggu oleh tampilan banner ads atau pop-up yang seringkali tidak nyambung dengan artikel yang mereka baca.

Format Penyajian Native Ads

Ilustrasi

Dalam penyajiannya, native ads umumnya menggunakan:

Advertorial: Biasanya berupa blog dan artikel yang dituliskan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang hal tertentu. Yang perlu diingat di sini adalah tujuan utama penulisannya adalah meyakinkan pembaca untuk membeli produk atau jasa.

BACA JUGA  Inilah 5 Tempat Fitnes di Bandar Lampung

Call-to-action: Ini dapat berupa tautan atau ajakan untuk mengunjungi situs suatu brand. Ini dilakukan untuk semakin meyakinkan pembaca untuk membeli produk atau jasa mereka. Dengan advertorial dan call-to-action yang kuat, brand akan memberikan informasi tentang produk maupun jasa mereka kepada pelanggan, serta manfaat apa saja yang akan pelanggan dapat dengan membelinya.

Video dan gambar: Konten yang digunakan akan cenderung ke arah brand yang dipromosikan. Sebagai contoh: Ketika mempromosikan produk kuliner, brand akan menunjukkan seseorang yang tampak merasakan kepuasan tersendiri saat mengonsumsi makanan tersebut. Sekali lagi, tujuan utama native ad adalah untuk meyakinkan konsumen.

Native Ads Akan Meningkatkan CTR, Katanya

Ilustrasi

Banyak pihak yang mengatakan bahwa menggunakan iklan native akan membuat CTR (click through rate) iklan akan semakin tinggi. Dengan begitu, maka si pengiklan akan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan konsumen atau klien, sedangkan publisher akan mendapatkan lebih banyak penghasilan dari klik iklan.

Secara teori hal ini sangat masuk akal karena memang tampilan iklan menjadi lebih menarik/ eye cathing, dan pada saat yang sama iklan tersebut tidak mengganggu si audiens. Dengan kata lain, dengan Native Ads maka semua bisa senang, pengiklan senang, publisher senang, dan audiens pun senang.

Share.

About Author

I am a Full-Stack Developer who loves to translate designs files into Website and Application, Based in Bandar Lampung - Indonesia

Comments are closed.