dKonten.com, Rehat – Stres merupakan reaksi tubuh terhadap situasi sulit terkait cara pandang yang berlebihan terhadap sesuatu dan membuat energi kita terkuras memikirkannya. Oleh karena itu, sah-sah saja bila saat stres kita mengudap makanan.
Namun sebaiknya, kudaplah makanan yang tepat. Asal tahu saja, makanan tertentu yang kita konsumsi dapat membantu tubuh merelaksasi otak dalam melawan stres, kata Conie Diekman, Direktur Nutrisi di Washington University, Amerika serikat. “Beberapa makanan dapat menenangkan kita dan mampu melawan peradangan yang ditimbulkan oleh stres,” kata Diekman.
Selama periode stres, katanya, ada respon mental untuk melakukan sesuatu. “Sebagian dari kita akan makan untuk membantu menenangkan pikiran, tapi asal menyantap makanan tidak akan membantu,” katanya.
Diekmen mendorong agar memakan makanan yang sehat setiap tiga sampai empat jam untuk menjaga kadar gula darah yang sehat. Dia juga mengingatkan agar saat mengalami stres agar beristirahat yang cukup. “Jika tidak mendapatkan minimal tidur lima jam sehari, maka keinginan makan berlebihan akan meningkat,” ujarnya.
Diekman menyodorkan sepuluh jenis makanan yang dapat membantu melawan stres, yaitu:
Biji-bijian
Diekman mengatakan biji-bijian seperti oatmeal, gandum, dan sereal merupakan makanan yang dapat menghilangkan stres. “Makanan tersebut mambantu Anda merasa kenyang lebih lama, membutuhkan proses mengunyah yang dapat melepaskan kecemasan dan menjaga kadar gula darah,” katanya.
Memulai hari dengan oatmeal adalah salah satu cara untuk membakar kalori, menghangatkan tubuh, dan memberikan nutrisi untuk menjaga tubuh menjadi lebih kuat, katanya. Gandum murni memiliki kandungan seratonin yang dikenal mempunyai efek menenangkan.
Teh hangat
Studi menunjukkan senyawa tanaman teh membantu kita rileks, begitu juga dengan air hangat, kata Diekman. “Ketika kita minum sesuatu yang dingin sehingga menyebabkan tubuh menaikkan suhunya. Sebaliknya, ketika kita minum minuman yang hangat, maka itu akan mampu menenangkan tubuh,” katanya.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, terutama kenari, almond, dan pistachio, mengandung lemak sehat yang dapat membantu mengatasi peradangan yang disebabkan oleh stres.
Makanan yang kaya dengan vitamin C
Makanan yang sarat dengan vitamin C dapat membantu melawan peradangan dan menjaga daya tahan tubuh agar lebih kuat. Makanan yang kaya vitamin C antara lain jeruk, stroberi, bluberi atau sayuran semacam bayam.
Dark coklat
Dark coklat merupakan coklat sehat yang baik untuk meningkatkan serotonin dan mengurangi korsitol. “Hanya perlu diingat untuk memilih coklat tanpa tambahan bahan-bahan lain yang kurang menyehatkan,” kata Diekman.
Ikan
Ikan mampu menangkal stres, kata Diekman. Ikan berminyak seperti tuna, salmon, dan sarden kaya omega 3 asam lemak tak jenuh yang membantu melawan peradangan, efek dari stres. Ikan juga memiliki beragam vitamin yang dapat menjaga tubuh agar kuat. Minyak ikan juga mampu meningkatkan fungsi otak, kata Diekman.
Susu hangat
Seperti secangkir teh panas, susu hangat mampu menenangkan pikiran. Susu juga mengandung tryptophan, bahan utama yang dapat menghasilkan serotinin. “Gula, susu, karbohidrat, dapat menghasilkan serotinin yang berguna bagi otak,” kata Diekman. “Nikmati susu hangat dengan craker atau karbohidrat kompleks lain untuk mendapatkan lebih banyak glukosa,” katanya.
Sayuran
Diekman mengatakan penderita stres harus menyediakan sayuran dalam kulkas. Mengunyah sayuran segar seperti wortel dan seledri dapat meredakan ketegangan. “Sayuran mentah dapat berfungsi untuk mengurangi kecemasan dan mencegah kekakuan pada rahang dengan proses mengunyah,” kata Diekman.
Air
Minum air putih sangat penting untuk meringankan stres karena cairan menjaga keseimbangan elektrolit yang membantu otot dan saraf menjadi lebih rileks. “Mungkin tidak berkeringat di ruangan yang sejuk, tapi kehilangan cairan dari permukaan kulit. Itu sebabnya kulit Anda menjadi kering,” kata Diekman.
Alpukat
Alpukat adalah makanan yang sarat kandungan kalium yang dapat menurunkan tekanan darah. “Alpukat dapat menjaga keseimbangan dalam aktivitas otot dan keseimbangan cairan dalam tubuh sehingga tidak terjadi ketegangan,” kata Diekman. (*)